
PPM, JAKARTA – Kasus kebakaran rumah akibat korsleting listrik sering diberitakan media nasional, bahkan mayoritasnya berasal dari hal-hal sepele. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno menyatakan hampir 90% kebakaran di Jakarta disebabkan korsleting listrik. Salah satu contohnya terjadi di Bukit Duri, Tebet, 19 Juli 2025 dari yang dilansir kompas.com api diduga muncul dari percikan korsleting di sebuah kamar kos kosong. Akibatnya tiga bangunan ludes terbakar dan empat orang tewas. Begitu pula di Malang, dilansir dari Jatimtimes salah satu kebakaran dirumah warga Kromengan sambungan kabel yang asal sambung dan terkelupas memicu korsleting hingga ruang dapur dan garasi terbakar. Kasus ini mengingatkan kita bahwa kelalaian kecil seperti kabel isolasi rusak, stop kontak longgar, atau beban listrik berlebih bisa berakibat fatal.
Dari kasus tersebut kenali tanda-tanda awal korsleting listrik yang sebenarnya bisa terdeteksi. Beberapa gejala yang perlu sobat kabel waspadai antara lain:
- Getaran pada saklar atau stop kontak: Jika saat disentuh terasa bergetar atau goyang, bisa jadi ada kabel yang terkelupas atau sambungan longgar di dalam.
- Bau hangus atau asap: Munculnya bau plastik terbakar atau kabel gosong di sekitar stop kontak/peralatan listrik adalah tanda jelas korsleting sedang terjadi.
- Suara mendesis atau letupan kecil: Kadang terdengar suara letupan dari stop kontak akibat percikan api antar kabel.
- Stop kontak atau saklar panas: Jika bagian stop kontak/sakelar terasa panas saat disentuh, ini menandakan ada arus listrik berlebih atau korsleting.
- MCB/sekering sering terputus: Sekering (atau MCB) yang sering “jeglek” turun menandakan arus pendek atau beban berlebih pada sirkuit.
- Lampu berkedip atau mati mendadak: Lampu atau peralatan listrik yang tiba-tiba meredup atau mati dapat menjadi pertanda gangguan listrik, termasuk korsleting.
Jika sobat kabel mendapati tanda-tanda di atas, jangan diabaikan. Segera periksa instalasi listrik, matikan aliran listrik di panel utama, dan cabut peralatan yang terhubung untuk menghindari kebakaran.
Tips sederhana mencegah korsleting listrik:
- Periksa instalasi secara berkala. Lakukan pemeriksaan instalasi listrik minimal setiap 3–5 tahun oleh teknisi berlisensi. Periksa apakah ada kabel rusak, terkelupas, atau sambungan longgar, lalu perbaiki segera jika ditemukan.
- Gunakan peralatan berkualitas (SNI). Pilih stop kontak, kabel, dan peralatan listrik yang berlabel SNI dan sesuai daya. Hindari kabel atau stop kontak yang sudah usang, retak, atau longgar. Pasang kabel dengan rapi agar tidak terjepit atau tertekuk berlebihan.
- Hindari overload stop kontak. Jangan hubungkan terlalu banyak alat berdaya tinggi pada satu stop kontak. Gunakan power strip berkualitas dengan pengaman arus otomatis jika diperlukan.
- Cabut alat yang tidak dipakai. Terutama charger handphone atau peralatan yang tidak digunakan lama. Membiarkan charger tercolok lama dapat menyebabkan pemanasan berlebih. Kebiasaan sederhana ini selain menghemat listrik juga mengurangi risiko korsleting.
- Matikan listrik jika ada gejala aneh. Saat mencurigai korsleting (misalnya tercium bau hangus atau MCB turun mendadak), segera matikan MCB utama dan cabut alat elektronik. Setelah itu periksa kondisi kabel, stop kontak, dan isolasi yang mungkin rusak. Jika Anda ragu atau tidak memiliki keahlian, segera panggil teknisi listrik profesional untuk memeriksa dan memperbaiki instalasi.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, risiko kebakaran akibat korsleting listrik dapat ditekan. Penting diingat jangan sepelekan gejala-gejala listrik yang tidak normal. Deteksi dini dan tindakan cepat dapat menyelamatkan harta benda bahkan nyawa dari bahaya kebakaran.
Sumber: Kompas TV, Antara News, JatimTIMES, Harian Jogja.